Ah, senyummu berganti rena
seperti daun singkong yang mulai tua.
Basah terasa di pipi
jadi bercak di kerah kemeja
yang baru kemarin kau beli
dari sebuah toko tua
di seberang gereja.
Kulihat bunga kamboja
dari pucuk-pucuk yang paling tinggi
menghujani tanah astana
seolah ini kemelut
patut disambut.
Di atas sana
langit mendung belaka
Tuhan,
rampas juga ini senyum di bibir
biar kami sama rata,
hidup dan mati bersia-sia
biar meraja semua hampa
dan tirai mulai jatuh
pertanda akhir cerita
tak lagi jauh.
Mati kumau
adakah kau di situ?
بسم الله الرحمن الرحيم
Home » wirjosandjojo » Senyummu Berganti Rena
Sabtu, Oktober 23, 2010
Selidik
Tag
0 komentar:
Posting Komentar