Penghabisan bulan kau kirim surat
rasaku menyusup lumpur firasat
barisan tinta berkata:
jarak tak lagi dekat
Sesalku jadi pekat
pendam rindu menghebat
Namun pecah-rengkah
terhantam dinding padat
Udara sepi-senyap
tapi nyala lilin gelisah berkelisiap
gundah mengemuka
berkisah-kisah sepanjang bibir udara
Ini nyata bukan luka
sesal saja menggarami dada
jadi rindu yang bersipongang
meraungi seribu malam
tiang-tiang dingin sama-sama bersulang
tentang matari kemarin
tentang malam kemarin
Entah!
Ku terasing di padang waktu
tenggelam di samudra tinta
Kau isyaratkan mari berperang
tapi segera kau rebut semua pedang
satu kau cabut
penggal darahku jadi kabut
Tahu kau?
Ingin kuhapus semua larik
jika jadinya hanya sebuah titik.
بسم الله الرحمن الرحيم
1 komentar:
bergetar hatiku membaca puisimu kawan
Posting Komentar