بسم الله الرحمن الرحيم

About

Rabu, Juli 09, 2008

Sajak Untuk Ida

Penghabisan bulan kau kirim surat
rasaku menyusup lumpur firasat
barisan tinta berkata:
jarak tak lagi dekat

Sesalku jadi pekat
pendam rindu menghebat
Namun pecah-rengkah
terhantam dinding padat

Udara sepi-senyap
tapi nyala lilin gelisah berkelisiap
gundah mengemuka
berkisah-kisah sepanjang bibir udara

Ini nyata bukan luka
sesal saja menggarami dada
jadi rindu yang bersipongang
meraungi seribu malam
tiang-tiang dingin sama-sama bersulang
tentang matari kemarin
tentang malam kemarin

Entah!
Ku terasing di padang waktu
tenggelam di samudra tinta

Kau isyaratkan mari berperang
tapi segera kau rebut semua pedang
satu kau cabut
penggal darahku jadi kabut

Tahu kau?
Ingin kuhapus semua larik
jika jadinya hanya sebuah titik.

1 komentar:

aida mengatakan...

bergetar hatiku membaca puisimu kawan

Posting Komentar

Selidik

x

Tag