Ah, M.
pada pahatan tinta
yang dingin-redup kemarin:
aku menanti
senyummu cepat
menuju tangis pilu
atau sepi itu tangis
ramai bunyi langkah
pawai berbaris?
tahu aku 'pastiannya:
silangkan tangan,
menguping dengar
hingga ramai suara
lenyap-sepi-menghambar
Ah, gadis,
dadaku terlantar
tergolek-menghampar
gelisah tak kuasa berkelesah
resah menggundah tanah
di muka pasar.
بسم الله الرحمن الرحيم
Home » wirjosandjojo » Coklat Surat
Kamis, Juli 29, 2010
Selidik
Tag
0 komentar:
Posting Komentar