بسم الله الرحمن الرحيم

About

Kamis, Mei 22, 2008

Patah

Cermin dan debu bermain di kegelapan
ada tangis
dan kesepian
ada dahaga di pekat malam

Lagi, jangan kau datang
penuhi semua ruang
getar tiada sudah.
Tinggal ilalang
siap kuterjang

Payah sudah!
Terlampau payah:
tinggal tulang
siap berpulang

Padamu?
Ah! Tak sudi ku mengenang.

Minggu, Mei 18, 2008

Bagimu Negri Tinggal Pasir

Sekali kau datang
Saat arahku hilang
Kau tiup pelita
Hingga padam semua nyala

Seratus tahun ku menunggu
Panas unggun bersisa abu
Begitu jua semua syair
Bagimu Negri tinggal pasir.

Selasa, Mei 13, 2008

Separuhmu Kujenuh

Kau goreskan separuh luka
pada lenganku.
Kau sumpalkan separuh dusta
pada otakku.
Kau lambaikan separuh cinta
pada dadaku.

Cuma separuh!
padahal kupinta utuh
duri pun ta' apa
biar semua dibanjir darah
asal hampa hilang-tiada.

Tapi unggun kini tinggal kerlip
dan tanah sesak
terkubur bangkai tulip.

Pupus semua
lilin-lilin remuk-runtuh.
Jadi tutup segala gaduh
pada hati ku sudah jenuh.

Senin, Mei 12, 2008

Melaut Perih

Samar-samar kau datang
mendaki kegelapan
dengan sebutir pelita di tangan

Kau bilang 'kan berbagi
tapi mengapa kau ingkar janji
lain pelita mampus
cuma sekuku kerlip
yang sebentar tinggal hangus

Ah!
Kau raba dadamu
juga kurasa 'kan luka yang mengilu

(kau tak mau?)

Jelas kurasa tiada rela
bagiku cuma sisa,
tapi kurenggut saja dari genggammu
dan bayangmu luruh jadi abu

Gelapku tak lagi pekat,
tapi kudengar langkah maut kian dekat
Biar kumasuk perangkap maut
dengan sebutir perih yang melaut.

Sabtu, Mei 03, 2008

Syair Kalah Saat Patah

Aku ini dinding batu
pada relief yang luka.
Aku ini debu jalanan
ditiup angin tanpa tujuan.
Aku ini serpihan wajah
tanpa tangan yang menjamah.

Lelah aku sudah
biar membusuk dalam tanah.

Selidik

x

Tag